Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

SERIESTIGA 5, Seni dan Strategi Menemukan Kebaruan Ilmu

Gambar
  sekolah riset satukata,- Pada akhir Oktober 2024 ini akan diselenggarakan SERIESTIGA 5. Sekretariat Sekolah Riset Satukata, saat dikonfirmasi, membenarkan rencana tersebut , “ Betul sekali. Kelas itu akan diselenggarakan akhir bulan ini”. Hadirnya kelas ini sudah ditunggu-tunggu oleh para peminat khususnya para pejuang keilmuan atau calon-calon ilmuan. “Kelas ini sekaligus menjawab beberapa pertanyaan teman-teman terkait dengan kelas yang akan diselenggarakan Satukata pasca Master Class Politik Ekologi Kritis berakhir awal bulan Oktober ini”. Selama ini persoalan terkait dengan kebaruan ilmu masih menjadi momok para pembelajar khususnya bagi yang sedang menempuh sekolah jenjang doktoral. Aspek ini juga sebetulnya yang menjadi alasan kenapa sekolah level S3 itu butuh waktu yang lebih lama. Namun sayangnya bagian yang penting ini kerap luput dari perhatian, sehingga sekolah yang menghabiskan waktu, tenaga dan pikiran itu sayang sekali jika hanya mengulang apa yang sudah diungkap oleh

KRISIS SUDAH DI DEPAN MATA, KENAPA MASIH DISKUSI SAJA: MENGENALI PROSES DEPOLITISASI EKOLOGI

Gambar
  sekolahrisetsatukata,- Judul di atas mungkin mewakili sebagian kalangan yang merasa jengkel dengan banyak sekali omong kosong berbusa-busa padahal masalahnya sudah terjadi di depan mata hidung dan telinga, dan membutuhkan aksi yang segera. Apalagi kalau sudah menyangkut urusan ekologi, jangan terlalu banyak diskusi, langsung kerja, langsung aksi. Kalaupun diskusi, bisa nggak diskusinya tetap dalam kerangka aksi, bukan mikir ini dan itu lagi. Kalaupun riset, risetnya itu harus riset aksi bukan riset akademik. Ini kritik yang sangat penting dan cukup mengguncang. Kalau kita ikuti kritik ini, maka kelas-kelas seperti master class politik ekologi jadi kelihatan tidak ada manfaatnya. Kenapa kritik seperti itu penting? Sebetulnya kalau kita runut, cara berpikir seperti ini bersumber dari kata-kata Marx yang sangat terkenal, yang kira-kira mengatakan ‘para filsuf hanya memikirkan dunia, mereka tidak mengubahnya’. Kalau dirunut lagi kita akan sampai pada formulasi Gramsci tentang intelektua