Kuasa Pencitraan

SatuKata, - Bagi sebagian orang, istilah pencitraan, terutama sebagai strategi politik masih menjadi kontroversi. Alasannya karena dianggap mengada - ada dan tidak natural serta bisa berbanding terbalik dengan realitas pribadinya. 
 
Pencitraan merupakan proses yang instan dan tidak terlalu berat dilakukan, hanya butuh kekonsistenan belaka. strategi ini dapat mengubah kepribadian asli orang yang disolek untuk mencapai misi yang sedang dituju. istilah kasar dari proyek pencitraan yakni untuk mengelabui persepsi masyarakat tentang kepribadian seseorang dan biasanya alat yang digunakan untuk mendistribusiakan proyek pencitraan adalah media massa seperti koran, televisi dan media sosial lainnya seperti youtube, instagram dsb. 
 
Di Indonesia, proyek pencitraan seringkali berjalan monoton dengan hanya menampilkan satu persepsi yang disukai publik. blusukan, merakyat dan sederhana kerap menjadi tema utamanya karena hal itu dianggap sebagai kebutuhan Psikososial masyarakat. jarang ada proyek pencitraan dengan menampilkan gaya kepemimpinan yang tegas, menawarkan visi - visi yang spesifik dan segar yang menjadi kebutuhan masyarakat. 

Saat ini, pencitraan telah memenuhi ruang interaksi kehidupan masyarakat baik di dunia nyata maupun dunia maya, bahkan sudah menjadi tontonan sehari - hari yang sudah berdampingan dengan kita . 
Secara khusus, sekolah riset SatuKata mengambil tema Histeria, Citra dan Pencintraan sebagai kurikulum dalam SERIPSIKOPOL untuk memberi metode analisa kepada para peserta mengenai bagaimana proyek pencitraan dilakukan dan seperti apa pencitraan sedang dilakukan. 
 
Tidak diragukan lagi bahwa politik pencitraan telah menjadi alat terpenting dalam perebutan pengaruh dan kekuasaan. Saat ini, gaya sosialisme yang sebenarnya menjadi semakin ambigu dan tidak jelas dalam perjuangan para (elit penguasa) pemimpin karena perkembangan kuasa uang. sebagaimana istilah bahwa uang adalah raja (uang adalah raja) dan kepopuleran adalah segalanya. 

Uang sering dianggap segalanya dan tanpa uang aktivitas tidak jalan. oleh karena itu, tidak diragukan lagi jika kekuasaan adalah ruang penampung kepentingan yang paling relevan dan saat ini paling diperebutkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memori Kolektif

Sigmund Freud ; Psikoanalisis Dalam Kejiwaan Manusia

Etika dalam Disrupsi